Skip to content

Vulvovaginitis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

vulvovaginitis

Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa terdapat beberapa penyakit kelamin yang dapat mengganggu kesehatan manusia, salah satunya vulvovaginitis.

Vulvovaginitis adalah sebuah penyakit kelamin pada vagina yang ditandai dengan peradangan dan rasa gatal disertai keputihan.

Biasanya vulvovaginitis terjadi di area luar vagina atau yang biasa disebut vulva. Peradangan yang terjadi pada vagina biasanya terjadi diakibatkan adanya perubahan keseimbangan kadar jamur atau bakteri pada vagina.

Vulvovaginitis dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yang mana masing-masing jenisnya berbeda sesuai dengan penyebab dan gejala yang dialami, kemungkinan setiap jenis vaginitis akan diberikan pengobatan yang berbeda-beda.

Ada perbedaan antara keputihan normal dan keputihan yang diakibatkan penyakit vulvovaginitis. Keputihan normal ditandai dengan tidak berbau, sedangkan keputihan yang dialami vulvovaginitis berbau yang tidak sedap.

Data menunjukan terdapat 70-75% wanita mengalami KVV (Kandidiasis Vulvovaginalis) setidaknya sekali seumur hidup, apalagi pada wanita di usia subur (15-49 tahun) dan sekitar 10-15% wanita mengalami KVV adalah asimptomatik. 

Data menunjukan terdapat sekitar 75% wanita terinfeksi kandidiasis vulvovaginalis di seluruh dunia. Terdapat 138 juta kasus wanita di dunia mengeluh mengidap infeksi untuk kedua kalinya.

Penyebab Vulvovaginitis

Terdapat perbedaan dalam penyebab vulvovaginitis yang bisa terbagi ke beberapa jenis. Vulvovaginitis disebabkan oleh beberapa faktor, berikut penjelasannya: 

  • Infeksi Jamur

Biasa disebut sariawan vagina, infeksi jamur merupakan salah satu penyebab terjadinya vulvovaginitis.

Hal tersebut terjadi karena adanya jamur yang berlebih di dalam vagina di luar batas normal. Memang, pada vagina terdapat jamur, namun ketika jamur itu tumbuh dan berkembang dapat menyebabkan vulvovaginitis.

  • Infeksi Bakteri

Sama seperti jamur, di dalam vagina juga terdapat bakteri dengan jumlah yang normal, yang berfungsi untuk melindungi vagina dari infeksi.

Bakteri yang ada di dalam vagina dikelompokkan menjadi bakteri ‘jahat’ dan ‘baik’. 

Ketika bakteri jahat lebih banyak dibandingkan bakteri baik di dalam vagina, makan pH di dalam vagina akan tidak seimbang.

Tak hanya itu, bakteri dapat berasal dari tinja yang masuk ke dalam uretra atau saluran kemih, dari situ dapat terjadi penyakit lain yaitu infeksi saluran kemih.

  • Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual juga dapat menjadi salah satu penyebab vulvovaginitis, misalnya gonore, trikomoniasis, chlamydia, dan lain-lain.

Infeksi ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit menular, berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, dan berbagi mainan seks (sex toy).

  • Vagina Gatal (Atrofi Vagina)

Jenis penyebab vulvovaginitis ini disebabkan oleh menurunnya kadar hormon estrogen. Kondisi tersebut dapat terjadi ketika terdapat penipisan pada dinding vagina dan peradangan, sehingga akan terasa kering dan gatal.

Biasanya, kondisi tersebut dapat dipicu oleh penurunan hormon estrogen secara permanen menjelang menopause.

  • Vulvodinia

Vulvodinia adalah nyeri yang terjadi pada vulva yang terjadi selama tiga bulan atau lebih secara terus-menerus.

Seseorang yang mengalami vulvovaginitis yang diakibatkan oleh terjadinya vulvodinia akan merasakan sensasi terbakar, menusuk, atau menyengat.

  • Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah salah satu jenis eksim (istilah gangguan pada kulit) yang dapat dipicu oleh paparan terhadap zat kimia.

Seperti yang sudah diketahui bahwa kulit di sekitar vulva sangat sensitif, maka dari itu, saat mengganti sabun, deterjen, dan pembalut, iritasi akan terjadi akibat paparan terhadap zat kimia.

Gejala Vulvovaginitis

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa vulvovaginitis memiliki jenis-jenis penyebabnya. Namun secara umum, gejala vulvovaginitis meliputi:

  1. Terdapat keputihan berwarna putih atau kuning kehijauan disertai dengan bau yang tidak sedap
  2. Terasa gatal di area vagina dan di sekitarnya
  3. Kemerahan disertai rasa nyeri di sekitar vagina
  4. Adanya flek atau pendarahan dari vagina
  5. Terasa nyeri saat buang air kecil atau pada saat berhubungan seks

Pngobatan dan Penanganan Vulvovaginitis

 

vulvovaginitis

 

Terdapat beberapa pengobatan pada penyakit vaginitis, namun pengobatan tersebut tergantung dengan penyebab yang mendasarinya.

Tetapi secara umum, pengobatan vulvovaginitis meliputi:

  1. Obat antibiotik, seperti metronidazole dan clindamycin, yaitu antibiotik yang paling sering digunakan pada pasien yang mengidap penyakit vaginitis, apalagi yang disebabkan oleh bakteri.
  2. Obat antijamur, obat yang sering digunakan untuk penyakit vulvovaginitis adalah miconazole, clotrimazole, dan fluconazole.
  3. Terapi pengganti hormon, cara kerja terapi pengganti hormon yaitu dengan dipicu oleh menurunnya hormon estrogen. 

Selain itu, penanganan yang biasanya dilakukan pada penyakit vaginitis adalah: 

  1. Hentikan penggunaan bahan tertentu, misalnya sabun, pakaian dalam, dan deterjen yang biasa digunakan. Hal tersebut dapat menjadi solusi yang paling efektif untuk penyembuhan yang paling efektif
  2. Krim estrogen, ketidakseimbangan hormon menjadi salah satu penyebab terjadinya vulvovaginitis, oleh sebab itu dokter biasanya akan meresepkan krim estrogen 
  3. Krim antibiotik atau krim antijamur, peradangan yang disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri dapat diobati dengan krim oles yang berupa suppositoria.
  4. Krim atau lotion anti radang, alergi dapat memicu terjadinya vulvovaginitis, nah oleh sebab itu krim anti radang seperti triamcinolone atau hidrokortison dapat menghentikan peradangan
  5. Konsumsi obat-obatan, vulvovaginitis yang disebabkan infeksi jamur adalah metronidazole. Jika disebabkan oleh jamur, akan diberi ketoconazole, dan ketika disebabkan alergi akan diberikan antihistamin.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, seperti rasa gatal, terdapat iritasi, keputihan yang baunya tidak sedap.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Hadirnya SmartRSCM dengan SiapDok dapat membantu kamu untuk berkonsultasi dan menangani keluhan yang kamu rasakan.

Dengan adanya fitur telekonsultasi berbasis video yang dapat memudahkan kamu konsultasi, tidak perlu ribet-ribet keluar rumah untuk konsultasi dengan dokter professional.

Segera download aplikasi SmartRSCM sekarang juga yang sudah tersedia di Play Store dan App Store.

(Arya Saputra S)

Referensi:

Jurnal UIN Alaudin. Infeksi Candidiasis Vulvovaginalis pada Mukosa Vagina yang Disebabkan oleh Candida sp. Diakses pada 2022

Molucca Medica. Kandidiasis Vulvovaginalis pada Anak-Anak dengan Diabetes Melitus Tipe I