Skip to content

Penyakit Parkinson: Yuk, Mengenal Lebih Dalam Gejala dan Penanganan

  • by
Penyakit Parkinson

Penyakit parkinson adalah salah satu penyakit umum dan banyak diketahui oleh masyarakat awam. Namun, apa sebenarnya gejala dari penyakit tersebut? Bagaimana cara kita mengatasinya?

Gejala Penyakit Parkinson

Sumber gambar: Karib Kerabat

Gejala Penyakit Parkinson

Pada hakikatnya, gejala penyakit parkinson terbagi menjadi dua, yaitu gejala motorik dan non-motorik.

Gejala Motorik (Gejala Fungsi Gerak Otot)

  1. Tremor/Tremor Istirahat
    Pada saat penderita sedang diam, duduk, atau tidak beraktivitas, bagian anggota tubuhnya bergerak sendiri, contohnya tangan.
  2. Rigiditas/Kekakuan
    Penderita merasa kaku pada seluruh bagian tubuh dan otot-ototnya. Mereka merasa seperti patung yang kesulitan bergerak dan susah melakukan hal-hal seperti memakai pakaian, bergerak, menyikat gigi, dan memakai handuk
  3. Akinesia/Bradikinesia/Gerak yang Melambat
    Kegiatan yang biasanya dilakukan secara normal dilakukan dengan lama (slow motion). Hal ini bisa ditemui di kehidupan sehari-hari seperti penderita yang tiba-tiba berjalan dengan lambat.
  4. Gangguan Keseimbangan
    Akibat rigiditas atau gerak yang melambat, penderita menjadi kesulitan dalam menjaga keseimbangannya. Sehingga, mereka kerap terjatuh.

Gejala Non-Motorik

  1. Gangguan Tidur
    Penderita penyakit parkinson biasa mengalami gangguan tidur seperti suka gelisah, mengigau, hingga berteriak saat tertidur.
  2. Gangguan Buang Air Besar
    Penderita terkadang mendapati kesulitan untuk melakukan BAB (konstipasi).
  3. Gangguan Buang Air Kecil
    Gangguan BAK sering terjadi pada penderita stadium lanjut di mana frekuensi untuk berkemih semakin meningkat.
  4. Gangguan Penciuman
    Gejala ini sering muncul dan bisa terjadi 10–20 tahun sebelum pasien merasakan gemetar. Kebanyakan pasien belum menyadari bahwa ini merupakan gejala penyakit parkinson.

Penanganan Penyakit Parkinson dan Efek Sampingnya

Penanganan Penyakit Parkinson

Sumber gambar: Australian Journal of General Practice

Di bidang neurologi, parkinson memiliki obat yang menjadi korektor bernama Levodopa untuk menangani gejala dari parkinson.

Walaupun tidak menyembuhkan secara sempurna, obat ini dapat meningkatkan produktivitas penderita untuk berfungsi dan berkegiatan dengan normal.

Jika penderita parkinson sendiri mengalami kekakuan dan kesulitan untuk bergerak, maka obat ini juga dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan gerak (diskinesia).

Diskinesia adalah gerakan yang sulit dikendalikan. Efek ini biasa ditemukan pada penderita stadium lanjut. 

Lalu, Apakah Obat Penyakit Parkinson Berbahaya?

Mitos akan bahaya obat ini masih sering muncul dan menjadi pertimbangan bagi para masyarakat awam. Karena penyakit parkinson adalah penyakit neurodegeneratif, maka obat yang diberikan akan bersifat korektif.

Dokter akan memberikan dosis sesuai kebutuhan pasien dan secara bertahap akan mengubah dosis tersebut sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Selama dilakukan dengan teknik yang benar dengan pengawasan dari dokter, obat tersebut aman untuk dikonsumsi.

Apa Penanganan yang Tepat untuk Pasien?

Keluarga pasien harus melakukan komunikasi rutin dengan dokter mengenai hal apa saja yang dialami oleh pasien karena pemberlakuan terhadap pasien berbeda-beda sesuai dengan kondisi pasien.

Jika Sobat Pintar menemukan gejala-gejala tersebut, jangan sungkan untuk konsultasikan ke dokter, ya!

Salah satu rumah sakit yang menangani penyakit parkinson adalah RSCM Jakarta. Saat ini RSCM telah memiliki aplikasi telekonsul online bernama SmartRSCM dari SiapDOK yang dapat di-download pada App Store dan Play Store.

Aplikasi SmartRSCM dapat kamu gunakan kapan pun dan di mana pun dengan mudah. Tunggu apa lagi? Yuk #PercayakanDoktermu!

(Callysta Nathania Regina Nariswari)

Ditinjau oleh: dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.S

Sumber: LIVE Instagram @rscm.kencana Oleh dr. Amanda dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S(K), PhD dan dr. Dyah Tunjungsari, Sp.S(K).